Refleksi:
terinspirasi oleh perkuliahan dari Prof.
Dr. Marsigit M.A(17 oktober 2014)
Seorang anak kecil belum memahami tentang
filsafat. Anak kecil diibaratkan seperti gunung yang tidak mengerti arti dari
namanya sendiri. Jadi anak kecil belum mengerti atau memahami siapa sebenar
dirinya.
Anak kecil hanya memahami apa yang kita
ajarkan. Misalnya, cara makan, minum, berpakaian tetapi tidak bisa
mendefenisikan artinya. Anak kecil hanya mengikuti apa yang kita ajarkan.
Kita tidak bisa memaksakan anak kecil untuk
belajar filsafat. Itu sama halnya dengan memaksakan anak kecil untuk berpikir
diluar kemampuannya. Kita yang dewasa saja kadang sulit untuk memahami filsafat
apalagi anak kecil. Biarkanlah anak kecil menjadi dirinya sendiri. Janganlah kita
memaksakan anak kecil untuk mengikuti apa yang kita inginkan, Memaksakan mereka
untuk berpikir seperti orang dewasa. itu akan berakibat fatal bagi
perkembangannya. Biarlah anak kecil hidup, melakukan apa saja sesuai dengan kemampuannya. Kita hanya sebagai
pemandu/pembimbingnya saja. Jika mereka melakukan kesalahan, maka tugas kita
adalah memberikan nasihat kepada mereka, bukan dengan hukuman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar